sesuk ae cak

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Monday, November 25, 2013

Sholat-sholat

Sumber

Slalu Ingatkan Sobat.... "Bisa jadi kamu MEMBENCI SESUATU, padahal ia AMAT BAIK BAGIMU, dan bisa jadi kamu MENYUKAI SESUATU, padahal ia AMAT BURUK bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu TIDAK mengetahui."(QS.2:216)

Percikan Iman

Kajian bersama Dr.Aam Amiruddin, Materi : Ciri Dicinta Allah
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang selalu bertaubat dan mencintai orang-orang yang selalu menyucikan diri." (QS. Al-Baqarah : 222).


Thursday, November 14, 2013

Kisah Seorang Wartawati yang Menyamar, Mengenakan Cadar



Sosok perempuan mengenakan baju abaya hitam lengkap dengan cadarnya menjadi pusat perhatian para pengunjung mall Itäkeskus di kota Helsinki, kota terbesar di negara Finlandia. Tak seorang pun tahu bahwa sosok dibalik niqab itu bukan seorang perempuan Muslim betulan tapi seorang wartawati, non-Muslim, dari surat kabar Helsingin Sanomat, salah satu surat kabar terbesar di kawasan Skandinavia.
Nama wartawati itu Katja Kuokkanen. Ia sengaja menyamar menjadi menjadi perempuan Muslim karena ingin merasakan sendiri bagaimana rasanya mengenakan busana muslim lengkap dengan cadarnya di tengah masyarakat Finlandia yang masih asing dengan agama Islam, bagaimana rasanya ditatap dengan pandangan aneh dan takut dari orang-orang disekitarnya. Kuokkanen menuliskan pengalaman dan perasaannya saat dan setelah mengenakan niqab. Inilah yang ditulisnya …

Niqab dari bahan sifon berwarna hitam kadang melorot dan menutupi kedua mata saya. Suatu ketika saya tersandung dan membentur bahu seorang laki-laki di sebuah toko barang-barang etnik. Laki-laki itu membuat gerakan tangan meminta maaf, tapi dengan sikap tak acuh seperti yang biasa terjadi.
Lalu lelaki itu menengok ke arah saya dan menyadari bahwa saya seorang perempuan yang mengenakan abaya dan cadar, pakaian khas perempuan Muslim. Tiba-tiba laki-laki itu  dengan sedikit membungkuk mengulangi lagi permohonan maafnya. Saya mengira dia orang Arab dari dialegnya saat meminta maaf. Saat itu saya merasakah hal yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya karena diperlakukan dengan begitu hormat oleh orang lain.
 
Dari toko etnis, saya menuju stasiun metro. Ketika saya naik ke sebuah metro berwarna oranye. Saya menerima reaksi yang tak terduga. Seorang lelaki mabuk berteriak kepada tiga temannya di dalam metro yang padat penumpang.
“Hei, lihat itu ada salah satu pemandangan neraka !” teriak lelaki mabuk tadi.
Mendengar teriakan itu, penumpang lain serta merta memalingkan pandangannya, tidak mau melihat ke arah wajah saya yang bercadar. Tapi tiba-tiba seorang perempuan menegur saya, “Barang Anda jatuh,” kata seorang perempuan setengah baya sambil menyerahkan jepit rambut saya yang terjatuh di bangku sebelah.
Saya tidak bisa mengucapkan terima kasih pada perempuan itu, karena kalau saya mengatakan sesuatu, kemungkinan penyamaran saya akan terbongkar.

Lalu, ketika seorang gadis asal Somalia yang bekerja sebagai penjaga toko, membantu saya membetulkan cadar, ia berkata bahwa jarang sekali perempuan Muslim di Helsinki yang mengenakan busana seperti yang saya kenakan. Gadis Somalia itu juga bilang bahwa ia sebisa mungkin menghindari busana warna hitam. Ia menganggap warna hitam sebagai warna yang dramatis dan mengundang pandangan banyak orang.
“Kerudung warna-warni yang cerah lebih bagus,” kata gadis itu seraya mengatakan bahwa kaum perempuan Muslim di Finlandia bebas menentukan sendiri untuk menutup bagian mukanya.
Dan di mall Itäkeskus, saya melihat banyak orang yang memandangi saya dengan tatapan aneh bahkan takut. Seorang lelaki muda hampir saja menumpahkan minuman kaleng yang dipegangnya saat melihat saya dengan raut muka panik.

Saya sendiri mulai membiasakan diri mengenakan abaya dan cadar. Saya mulai merasakan pakaian ini sangat nyaman dan hangat, meski saya agak kesulitan untuk melihat sesuatu dengan jelas karena cadar yang saya kenakan.

Kemudian saya memutuskan untuk pergi ke pasar yang dibuka di area parkir di lantai paling atas mall Puhos. Di penyeberangan jalan, saya bertemu dengan seorang perempuan tua asal Somalia yang dengan pelan mengucapkan “Assalamu’alaikum”.
 
Saya tersentuh mendengar salam itu. Selama ini saya tidak pernah bergaul dengan perempuan Muslim. Dan saya selalu menerima salam seperti itu dalam banyak kesempatan. Setiap Muslimah dari berbagai usia dan dari berbagai etnis, yang mengenakan busana muslimah selalu mengucapkan “Assalmua’alaikum” saat berpapasan dengan saya. Ketika itu saya tidak mengerti apa arti ucapan itu, sampai saya akhirnya tahu bahwa ucapan itu mengandung doa kesejahteraan dan kesalamatan.

Lalu, seorang lelaki yang sedang berdiri di depan sebuah toko memanggil saya. “Hello ! Hei ! Tunggu!” teriak lelaki tadi. Saya tidak menoleh karena saya pikir seorang perempuan Muslim sangat menjaga kemuliaannya dan tidak akan menjawab panggilan seperti itu.
Beberapa jam setelah berkeliling dengan mengenakan busana abaya dan cadar, saya kembali ke stasiun Metro. Perjalanan saya selanjutnya adalah Kamppi Center.

Selama perjalanan, wartawati itu merenungkan pengalamannya sepanjang hari ini, atas reaksi setiap orang terhadap abaya dan cadar yang dikenakannya dan ia merasakan sendiri bahwa mengenakan abaya dan cadar rasanya tidak seburuk yang orang lain pikirkan. Ia pun tanpa ragu menegaskan, mengenakan abaya dan cadar, “Sama sekali tidak buruk. Jika Anda memakainya, Anda akan merasakan kedamaian.”
Kisah ini menjadi ironi di saat negara-negara Eropa ramai-ramai mulai melarang jilbab dan cadar. Seharunya mereka yang memberlakukan larangan itu, membaca kisah wartawati Helsinki ini sehingga tidak perlu ada kebijakan larangan berjilbab atau bercadar yang sejatinya diberlakukan karena sikap Islamofobia masyarakat Barat. (red/helsingin online)

Man Jadda Wajada

Sara Bokker, Seorang Model AS yang Mengatakan "Menjadi muslim, Aku seperti terbebas dari Belenggu Perbudakan" ! September 24, 2011 at 6:06pm

 Arti harfiahnya adalah “siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan mendapatkan”.
Diartikan secara lebih luas, “siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil atau sukses”

 
 "Saya seorang wanita Amerika yang dilahirkan ditengah-tengah Kota besar Amerika. Saya tumbuh besar seperti gadis lainnya, yang terbiasa dengan kehidupan glamour kota besar." (Sara Bokker). Sejak kecil tak ada cita-cita lain Sara Bokker, -seorang model-, selain hidup dalam kemewahan. Itu pula yang mendasarinya memilih tempat tinggal di Florida dan kemudian South Beach di Miami, tempat bagi mereka yang mencari kehidupan glamor. "Tentu saja saya melakukan apa yang biasa gadis-gadis barat lakukan, dimana saya hanya berfokus pada daya tarik serta cara berpenampilan dan seberapa banyak perhatian yang bisa saya dapatkan dari orang lain.." tutur sara.

Di usianya ketika 20 tahun ia berhasil meraih impiannya menjadi seorang model dan hingga menjadi seorang personal trainer, tinggal di apartemen kelas atas, dan tiap akhir pekan berjemur disepanjang Pantai Miami yang eksotis. "Sungguh sebuah living in style sesungguhnya, seperti yang kuimpikan," katanya (allvoices.com) Tahun demi tahun berlalu., membuatnya tersadar bahwa ternyata ukuran kepuasan dan kebahagian yang diterimanya terletak pada semakin tingginya ia "menjual" mempergunakan daya tariknya sebagai wanita. "Aku merasa aku adalah budak mode. Aku adalah seorang 'sandera' bagi penampilanku sendiri," katanya. (islamreligion.com) Menyadari itu, saya kemudian meninggalkan dunia glamor. saya meninggalkan alkohol (mabuk-mabukan) dan pestapora, dan mengalihkan diri pada meditasi, menjadi aktivis wanita, dan menekuni apa yang disebut 'agama alternatif'. "Namun kusadari kini, itu hanya sebatas 'pembunuh rasa sakit' (pelarian diri) dan bukan obat yang sesungguhnya," katanya.

Di tengah kebimbangannya, Tragedi 11 september 2001 terjadi. Perang salib-pun dikobarkan di seluruh Amerika!,-Islam difitnah berada dibalik serangan itu-.'(saksikan video kami, salah satu video terbaik membuktikan bahwa "Konspirasi Tragedi WTC dan bukti dilakukan "orang dalam" sendiri). Namun bagi Sara Bokker, hikmah lain datang, ia justru menjadi mengenal ada agama bernama Islam...dan membuatnya penasaran. Suatu hari, secara iseng ia membuka kitab Al Qur'an yang disebut sangat kontroversial di Barat;. Ia terhenyak. "Saya pertama kali tertarik oleh gaya dan pendekatan dari Quran, dan tertarik oleh prospek terhadap eksistensi kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta dan ciptaan-Nya." katanya. "Aku menemukan Alquran sangat menghujam dalam sanubari, bahkan untuk memahaminya kita tak perlu interpreter atau pendeta." tutur sara. Tuturnya,."Akhirnya aku sampai kepada masa yang sangat penting yang mengubah kehidupanku seterusnya... Aku makin giat mempelajari Islam setelah itu!. Aku membeli banyak buku-buku keislaman, atau membacanya di internet. Hingga satu hari Saya membeli gaun panjang yang cantik dan penutup kepala menyerupai busana wanita Muslim dan saya kemudian berjalan menyusuri jalan yang sama dan lingkungan yang sama di mana beberapa hari sebelumnya saya berjalan dengan memakai celana pendek, bikini, atau pakaian selayaknya mode/fashion Barat. Semuanya sama!. Lingkungan dan orang-orang serta gedung-gedung semuanya tetap sama, namun ada satu yang hal yang sangat berbeda, "Bila sebelumnya orang melihatku dengan pandangan bernafsu, bak pemburu melihat mangsanya,.tapi dengan pakaian ini aku tak menemukannya. dan tiba-tiba aku merasa beban berat telah hilang dari pundak ku!. Kini tak usah lagi menghabiskan seluruh waktu dan uang ku diisi dengan belanja, make up, kesalon, lalu mempertontonkannya kepada orang-orang..! Akhirnya, aku merasa bebas.!" katanya Hingga akhirnya Ia masuk islam. di jantung kehidupan bebas dunia, di negara yang disebut Amerika, di kota Miami! Di kota ini, ia bersyahadat."

Hingga kini, aku masih seorang aktivis wanita, tapi kali ini aku sebagai aktivis muslimah, yang menyeru Para Muslimah untuk turut serta memikul tanggungjawab memberikan dukungan kepada suami mereka untuk menjadi seorang muslim yang baik, dan untuk membesarkan anak-anak mereka menjadi muslim yang jujur dan bertanggungjawab, sehingga menjadi cahaya untuk seluruh umat manusia. Untuk menyebarkan kebaikan dan menjauhkan kejahatan, untuk berbicara tentang kebenaran dan kebajikan serta melawan semua kemungkaran." (islamreligion.com) "

Masa lalu,. bikini merupakan lambang kebebasanku, yang justru menjauhkan aku dari nilai-nilai agama dan kedudukan sebagai manusia terhormat." "Tiada ada yang lebih menggembirakanku selain dari menanggalkan bikiniku di Pantai!, melepaskan diri dari gaya hidup Barat yang gemerlapan.,dan kemudian hidup damai bersama Pencipta saya (sesuai ajaranNya), serta hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai pribadi memiliki nilaii dan berguna." tutur Sara. /islamreligion.com

Sumber,.. 
http://www.islamreligion.com/articles/1640/ (Sara Bokker, Former Actress and Model, USA) Republika,. 
http://www.allvoices.com/contributed-news/10426951-sara-bokker-being-a-muslim-like-i-freedom-from-slavery-shackles (Sara Bokker : Being a Muslim, Like I Freedom from slavery shackles) 
 contoh yang baik,.... -------------------------- 

 وَمَا الحَيوٰةُ الدُّنيا إِلّا لَعِبٌ وَلَهوٌ ۖ وَلَلدّارُ الءاخِرَةُ خَيرٌ لِلَّذينَ يَتَّقونَ ۗ أَفَلا تَعقِلونَ 
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka . Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. 6. Al An'aam 32)

diambil dari sini

Monday, November 11, 2013

Apa Arti Kehidupan Ini?



Sumber
Sebagian orang mungkin bertanya; apa arti kehidupan ini? Kalau kita cermati akan banyak sekali jawaban untuk satu pertanyaan ini. Sebagian menjawab, bahwa kehidupan adalah uang. Sehingga setiap detik hidup ini yang dicari adalah uang. Artinya apabila dia tidak memiliki uang, seolah-olah kehidupannya telah hilang. Sebagian lagi menjawab, bahwa kehidupan adalah kedudukan. Sehingga setiap detik yang dicari adalah kedudukan. Sebagian lagi memandang bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk bersenang-senang. Maka bagi golongan ini kesenangan duniawi adalah tujuan utama yang dicari-cari.

Saudaraku -semoga Allah merahmatimu- kehidupan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk sesuatu yang tidak jelas dan akan sirna. Kenikmatan dunia ini pun kalau mau kita pikirkan dengan baik, maka tidaklah lama. Sebentar saja, bukankah demikian? Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Seolah-olah tatkala  melihat hari kiamat itu, mereka tidaklah hidup (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di waktu siang atau sesaat di waktu dhuha.” (QS. an-Nazi’at: 46)
Lalu apa yang harus kita lakukan di dunia ini? Sebuah pertanyaan menarik. Sebuah pertanyaan yang akan kita temukan jawabannya di dalam al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56). Jangan salah paham dulu… Jangan dikira bahwa itu artinya setiap detik kita harus berada di masjid, atau setiap detik kita harus membaca al-Qur’an, atau setiap hari kita harus berpuasa, sama sekali bukan demikian… Ibadah, mencakup segala ucapan dan perbuatan yang dicintai oleh Allah. Allah tidak menghendaki kita setiap detik berada di masjid. Allah juga tidak menghendaki kita setiap detik membaca al-Qur’an. Semua ibadah itu ada waktunya. Yang terpenting bagi kita adalah melakukan apa yang Allah cintai bagaimana pun keadaan kita dan di mana pun kita berada.

Di antara perkara yang dituntut pada diri kita adalah senantiasa mengingat Allah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang banyak berdzikir dan mengingat Allah dalam segala kondisi. Ibnu Taimiyah pernah mengungkapkan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Lantas apa yang akan terjadi pada seekor ikan jika ia dikeluarkan dari air?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan mengatakan, “Perumpamaan orang yang mengingat Allah dengan orang yang tidak mengingat Allah adalah seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari)

Dengan mengingat Allah, maka kita akan berhati-hati dalam menjalani hidup ini. Karena Allah senantiasa mengawasi kita dan mengetahui apa yang kita ucapkan, apa yang kita lakukan, di mana pun dan kapan pun. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya perkara sekecil apapun. Inilah yang semestinya senantiasa kita tanamkan di dalam hati kita. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberpesan, “Bertakwalah kepada Allah dimana pun kamu berada.” (HR. Tirmidzi). Kita harus bertakwa kepada Allah baik ketika berada di rumah, di jalan, di kampus, di pasar atau di mana pun kita berada, ketika bersama orang maupun ketika bersendirian.
Menjadi orang yang bertakwa itu bagaimana? Saudaraku -semoga Allah menunjuki kita- ketakwaan itu akan diraih manakala kita senantiasa mengingat adanya hari pembalasan dan bersiap-siap untuk menghadapinya dengan menjalankan ajaran-ajaran-Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu bahwa takwa adalah, “Rasa takut kepada Allah, beramal dengan wahyu yang diturunkan, dan bersiap-siap menyambut hari kiamat.” Allahu a’lam.

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

Monday, November 4, 2013

Ketika Jalan Mendaki

Selangkah demi selangkah
jalan ini ku telusuri, walau berat rasa
yang mesti ku hadapi
iringan letih
Tidak terasa, waktu membawa ku pergi ......................
Begitu Menakutkan